Participatory culture adalah konsep yang
berlawanan dengan budaya konsumen – dengan kata lain budaya dimana individu
pribadi (publik) tidak bertindak sebagai konsumen saja, tetapi juga sebagai
kontributor atau produsen (prosumers).
Mobility ialah mudahya
pengaskesan dengan cara mengunakan bergbagai macam gadget. Karena teknologi ini
terus berkembang ke arah makin maju karena semakin didorong pengguna dan kurang
dibatasi pada jadwal dan lokasi. Misalnya perkembangan film dari bioskop hingga
tampilan rumah pribadi, hingga kini smartphone yang bisa ditonton kapan dan
dimana saja. Smartphone juga meningkatkan budaya partisipatif dengan meningkatkan
tingkat interaktivitas.
Penyebabnya ialah banyak produsen berlomba-lomba untuk
memberikan kemudahan dalam pengaksesan yang membuat banyak orang lebih senang
menggunakan gadget untuk mencari tahu apa yang mereka inginkan.
Interactive ialah adanya
fitur-fitur yang mengasyikan membuat kita lebih interaktiv dengan gadget dan
lebih lama bersosialisi dengan dunia digital dari pada berinteraksi secara
lagsung.
Penyebabnya ialah adanya
fitur yang membuat pengguna lebih asyik dalam berinteraksi seperti video
call,video stream dan lain-lain.
Identity ialah dapat
menunjukan identitas pribadi maupun identitas orang lain. Penyebabnya ialah
pengguna dapat melihat identitas seseorang melalui foto,unggahan video dan info
pribadi lainya yang sudah disediakan.
Meningkatkan
akses ke Internet telah datang untuk memainkan bagian yang integral dalam
ekspansi budaya partisipatif karena semakin memungkinkan orang untuk bekerja
sama, menghasilkan dan menyebarkan berita, ide, dan karya kreatif, dan terhubung
dengan orang yang memiliki tujuan yang sama dan kepentingan ( lihat kelompok
afinitas). Potensi budaya partisipatif untuk keterlibatan masyarakat sipil dan
ekspresi kreatif telah diteliti oleh sarjana media Henry Jenkins. Pada tahun
2006, Jenkins dan rekan penulis Ravi Purushotma, Katie Clinton, Margaret Weigel
dan Alice Robison menulis White Paper berjudul Menghadapi Tantangan
Partisipatif Kebudayaan: Media Pendidikan untuk Abad 21. Makalah ini
menjelaskan sebuah budaya partisipatif sebagai salah satu:
1.
Dengan relatif
hambatan rendah untuk ekspresi artistik dan keterlibatan masyarakat
2.
Dengan dukungan
yang kuat untuk membuat dan berbagi kreasi seseorang dengan orang lain
3.
Dengan beberapa
jenis bimbingan informal dimana apa yang dikenal oleh paling berpengalaman dilewatkan
bersama untuk pemula
4.
Dimana anggota
percaya bahwa kontribusi mereka peduli
5.
Dimana anggota
merasa beberapa derajat hubungan sosial dengan satu sama lain (setidaknya
mereka peduli apa yang orang pikirkan tentang apa yang mereka telah
menciptakan).
Ponsel
telah menjadi benda kultural dan ideologis, dibuat untuk ontologis aman dan
membawa presentasi identitas diri. Ada sebuah ironi atau paradoks mungkin di
sini. Berkembang biak sebagai perangkat yang ditujukan untuk membebaskan
konsumen dari tempat tetap dan media analog yang lebih tua memilik, mungkin,
akhirnya memperkuat dan memperbaiki presentasi identitas diri yang disesuaikan
dengan mereka, multimedia dan kapasitas datastorage. Tapi versi ‘privatisasi
mobile’ Raymond Williams, yang memperluas dari ‘pribadi’ identitas diri dan
selera konsumen / gambar ke dalam ruang publik, juga bertemu dengan
pertandingan mereka melalui ‘mobilisasi pribadi’ apa yang saya telah disebut
pekerjaan budaya, dan erosi batas-batas budaya antara publik dan swasta dari
luar ke dalam, serta dari dalam ke luar.
Komentar
Posting Komentar